Regression testing adalah proses pengujian ulang perangkat lunak untuk memastikan bahwa perubahan kode baru tidak memengaruhi fungsi yang sudah ada. Ini adalah langkah penting dalam siklus pengembangan perangkat lunak yang bertujuan untuk menjaga kualitas dan stabilitas produk. Namun, banyak pengembang dan tim QA sering bertanya-tanya kapan waktu yang tepat untuk melakukan regression testing. Artikel ini akan membahas berbagai skenario kapan regression testing harus dilakukan.
1. Setelah Perbaikan Bug
Setiap kali bug diperbaiki, regression testing perlu dilakukan untuk memastikan bahwa perbaikan tersebut tidak menyebabkan masalah baru di area lain dari perangkat lunak. Bug fixes sering kali melibatkan perubahan kode, dan ada kemungkinan perubahan ini dapat memengaruhi fungsi lain yang tampaknya tidak terkait.
2. Setelah Penambahan Fitur Baru
Menambahkan fitur baru ke perangkat lunak sering kali melibatkan perubahan signifikan pada kode yang ada. Regression testing harus dilakukan untuk memastikan bahwa fitur baru tersebut tidak merusak fungsi yang sudah ada dan perangkat lunak tetap berfungsi sebagaimana mestinya setelah fitur tersebut diintegrasikan.
3. Setelah Integrasi Kode
Ketika beberapa pengembang bekerja pada berbagai bagian dari perangkat lunak secara bersamaan, integrasi kode adalah tahap kritis. Setelah kode dari berbagai sumber digabungkan, regression testing diperlukan untuk memastikan bahwa integrasi tersebut berjalan lancar dan tidak ada konflik atau masalah yang muncul.
4. Sebelum Rilis ke Produksi
Sebelum perangkat lunak dirilis ke lingkungan produksi, regression testing adalah langkah penting untuk memastikan bahwa semua perubahan kode sejak versi terakhir tidak mempengaruhi stabilitas dan kinerja perangkat lunak. Ini membantu mengurangi risiko kegagalan di lingkungan produksi.
5. Setelah Pembaruan Lingkungan atau Perangkat Keras
Kadang-kadang, perubahan pada lingkungan pengembangan atau perangkat keras juga memerlukan regression testing. Pembaruan sistem operasi, perangkat keras, atau platform lainnya dapat memengaruhi cara perangkat lunak berfungsi. Regression testing memastikan bahwa perangkat lunak tetap berfungsi dengan baik dalam lingkungan yang baru.
6. Secara Periodik dalam Siklus Pengembangan
Dalam metode pengembangan Agile dan Continuous Integration/Continuous Deployment (CI/CD), regression testing sering dilakukan secara periodik. Misalnya, setiap kali build baru dibuat, regression testing otomatis dapat dijalankan untuk memastikan bahwa build tersebut stabil dan siap untuk pengujian lebih lanjut atau rilis.
7. Setelah Refactoring Kode
Refactoring adalah proses restrukturisasi kode tanpa mengubah fungsionalitas eksternal. Meskipun tujuan utama refactoring adalah untuk meningkatkan kualitas kode dan membuatnya lebih mudah dipelihara, ada risiko bahwa perubahan tersebut dapat mempengaruhi fungsi yang ada. Regression testing memastikan bahwa refactoring tidak mengintroduksi bug baru.
8. Ketika Ada Masalah Kinerja
Jika perangkat lunak mengalami masalah kinerja atau degradasi, regression testing dapat membantu mengidentifikasi apakah perubahan kode terbaru yang menyebabkan masalah ini. Dengan menguji kembali fungsi-fungsi yang ada, tim dapat menemukan dan memperbaiki masalah kinerja yang mungkin tidak terdeteksi sebelumnya.